
tebakskor889 – Musim panas 2025 seharusnya menjadi awal dari babak baru bagi Manchester United. Dengan era Sir Jim Ratcliffe yang mulai berani menata ulang fondasi klub, para penggemar berharap akan datangnya wajah-wajah baru yang segar dan revolusioner di bawah arahan pelatih Erik ten Hag. Namun kenyataan di lapangan tidak semanis impian itu. Hingga akhir Juni, Manchester United tampak pasif di bursa transfer, bukan karena tak ada rencana, tetapi karena ada satu masalah mendasar yang menghambat: penjualan pemain yang macet.
Tekanan untuk Berbenah Pasca Musim Mengecewakan
Setelah mengakhiri musim 2024/25 dengan hasil yang mengecewakan terlempar dari empat besar dan gagal menembus final kompetisi Eropa tuntutan untuk melakukan perombakan skuad semakin kuat. Banyak penggemar menuntut peremajaan tim, memperbaiki lini tengah yang terlalu lambat, dan menemukan jantung pertahanan yang kokoh untuk mendampingi Lisandro Martinez.
Manchester United telah melakukan identifikasi target sejak awal. Nama-nama seperti Jarrad Branthwaite (Everton), João Neves (Benfica), hingga Michael Olise (Crystal Palace) sering muncul di radar. Tapi meskipun kabar ketertarikan sudah santer beredar, langkah konkret tak kunjung terlihat. Apa yang menahan Manchester United?
Jawabannya sederhana tapi kompleks: arus keluar pemain terlalu lambat.
Strategi Baru: Jual Sebelum Beli
Erik ten Hag dan struktur baru di bawah pengawasan INEOS menetapkan prinsip efisiensi keuangan sebagai dasar kebijakan transfer. Tidak seperti pendekatan boros ala Ed Woodward dulu, kini Manchester United tidak bisa lagi sembarangan menghambur-hamburkan uang.
Bursa musim panas ini memperlihatkan jelas bahwa Manchester United harus menjual terlebih dahulu sebelum bisa membeli. Permasalahannya, menjual pemain bukanlah perkara mudah, terutama ketika beberapa nama yang ingin di lepas memiliki gaji tinggi dan performa yang inkonsisten.
Nama-nama seperti:
- Jadon Sancho
- Harry Maguire
- Donny van de Beek
- Anthony Martial
- Scott McTominay
- Casemiro
…semuanya masuk daftar jual dalam skenario tertentu. Namun tak satu pun dari mereka berhasil di pastikan keluar hingga akhir Juni 2025.
Kasus Sancho dan Masalah Gaji Tinggi
Salah satu kasus paling rumit adalah Jadon Sancho. Pemain yang d itebus seharga £73 juta dari Dortmund pada 2021 ini kini ibarat beban yang sulit di lepas. Ketegangan panjang dengan Ten Hag, performa buruk, dan gaji besar sekitar £350.000 per pekan membuat klub-klub peminat berpikir dua kali.
Borussia Dortmund sempat membuka pintu untuk peminjaman, namun enggan membayar penuh gajinya. Juventus disebut-sebut tertarik, tapi hanya jika Manchester United bersedia melepasnya dengan harga murah atau bahkan gratis.
Situasi seperti ini membuat kas Manchester United terkunci. Dengan FFP (Financial Fair Play) yang terus mengawasi, setiap pembelian harus disesuaikan dengan neraca keuangan. Artinya, sebelum Sancho atau pemain bergaji besar lain keluar, mustahil mendatangkan pemain elite baru.
Deadwood yang Sulit Dipindahkan
Donny van de Beek juga menjadi contoh lain. Pemain asal Belanda ini sudah dipinjamkan ke beberapa klub Everton, Frankfurt tetapi gagal menunjukkan performa yang meyakinkan. Nilainya anjlok, peminat pun langka.
Lalu ada Anthony Martial, yang kontraknya habis tapi terus mengalami cedera. Martial pernah dianggap aset besar, namun sekarang dia lebih sering jadi beban di ruang perawatan ketimbang di lapangan. Manchester United pun tampaknya akan merelakannya pergi secara cuma-cuma meski tetap menanggung biaya pesangon.
Begitu juga dengan pemain seperti Eric Bailly (sudah dilepas), Brandon Williams, dan Hannibal Mejbri. Mereka tidak lagi masuk proyeksi tim utama, tapi harga jualnya tak bisa membantu pemasukan secara signifikan.
Target Utama Masih Menggantung
Di sisi lain, target utama Manchester United belum kunjung mendarat. Misalnya:
- Jarrad Branthwaite dari Everton: Manchester United di kabarkan mengajukan tawaran sekitar £35 juta, namun Everton menolak mentah-mentah. Mereka menghargai sang bek muda di atas £65 juta.
- João Neves dari Benfica: Gelandang muda berbakat ini memiliki klausul pelepasan senilai €120 juta. Benfica ogah melepasnya dengan harga diskon.
- Michael Olise dari Palace: Pemain sayap ini sedang di buru banyak klub, termasuk Chelsea dan Liverpool. Manchester United perlu bergerak cepat dan dana segar untuk bersaing.
Namun selama beban gaji masih membengkak dan tak ada dana dari penjualan pemain, semua rencana itu tinggal di atas kertas.
Perspektif Manajemen INEOS
Sir Jim Ratcliffe dan timnya mencoba membangun ulang identitas klub: efisien, fokus pada potensi muda, dan minim pemborosan. Pendekatan ini membutuhkan kesabaran, dan mungkin bukan yang ingin di dengar fans yang sudah 11 tahun menunggu trofi Premier League.
Namun INEOS tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu. Mereka menolak membeli panik, dan ingin semua rekrutan benar-benar sesuai kebutuhan taktis pelatih. Maka proses akan lebih lambat tetapi di harapkan lebih sehat jangka panjang.
Peluang yang Masih Terbuka
Meskipun lambat, masih ada harapan. Bursa transfer masih panjang. Jika Manchester United mampu menjual beberapa pemain seperti McTominay (yang dikaitkan dengan West Ham), Casemiro (yang di lirik klub Arab), atau Sancho (jika ada kompromi harga), maka bisa membuka ruang untuk belanja pemain yang benar-benar di butuhkan.
Selain itu, akademi juga bisa jadi solusi jangka pendek. Pemain muda seperti Kobbie Mainoo, Dan Gore, hingga Omari Forson bisa mengisi celah sementara dana segar belum tersedia.
Fans Mulai Gerah?
Wajar jika sebagian fans merasa frustasi. Klub-klub rival seperti Arsenal, Chelsea, dan Manchester City sudah mulai bergerak di bursa. Sementara Manchester United masih berkutat pada urusan keluar-masuk pemain kelas dua.
Tapi dari perspektif jangka panjang, kesabaran dan pembenahan struktur termasuk keuangan dan manajemen transfer memang perlu waktu. INEOS tidak ingin Manchester United terus jadi “klub belanja impulsif” tanpa arah.
Namun satu hal pasti: jika hingga pertengahan Juli belum ada pergerakan signifikan, tekanan pada manajemen dan Ten Hag akan makin besar. Tidak hanya dari fans, tetapi juga dari sponsor dan pemilik saham yang ingin melihat hasil nyata dari restrukturisasi klub.
Update transfer Manchester United musim panas 2025 menunjukkan bahwa belanja besar tak bisa terjadi jika penjualan pemain tersendat. Masalah gaji tinggi, performa buruk, dan nilai jual yang menurun membuat proses negosiasi alot. Sementara target utama tak bisa di gapai tanpa dana segar.
INEOS memilih jalan yang konservatif dan rasional, tapi risiko stagnasi tetap membayangi. Fans berharap ada sinyal positif dalam waktu dekat entah berupa penjualan besar atau perekrutan nama penting. Kalau tidak, United bisa tertinggal lagi dalam persaingan menuju papan atas musim depan.

Prediksi Terbaru
- Duel Sengit Filipina U-23 vs Indonesia U-23
- Jadwal Timnas U-23 Hari Ini Lengkap dan Terupdate
- Cincinnati Bidik Kemenangan Lawan Inter Miami
- Korea Selatan Hadapi Jepang di Piala Asia Timur EAFF
- Resmi! Crystal Palace Ditendang dari Liga Europa
- Tak Hanya Kejar Victor Osimhen, Galatasaray Siapkan Dua Striker
- Dewa United Gaet Cassio Scheid Jelang Piala Presiden 2025
- Upaya Bayern Munchen Rebut Luis Díaz dari Liverpool gagal
- Locatelli Buka Suara Dikalahkan Madrid “Juventus Main Buruk”
- Tebak Skor PSG vs Bayern dan Menangkan Hadiahnya!
Arsip
- Juli 2025
- Juni 2025
- Mei 2025
- April 2025
- Maret 2025
- Februari 2025
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022