
tebakskor889.com – Kebobolan di menit-menit akhir adalah mimpi buruk bagi setiap tim. Tapi jika itu terjadi secara berulang, apalagi di tengah misi besar membangun kembali kejayaan klub, maka rasa frustrasi bisa menjadi sangat dalam. Itulah yang kini dirasakan oleh Ruben Amorim, pelatih muda asal Portugal yang belakangan ini ramai diberitakan menjadi target utama Manchester United sebagai suksesor Erik ten Hag.
Pada laga pramusim yang mempertemukan Manchester United dengan Olympique Lyon, Setan Merah harus puas dengan hasil imbang 2-2. Namun bukan hasil akhirnya yang menyakitkan — melainkan cara hasil itu terjadi.
United sempat unggul 2-1 hingga memasuki lima menit terakhir pertandingan, tapi sebuah kesalahan kecil dalam bertahan membuat mereka kembali harus kebobolan di detik-detik akhir. Sebuah skenario yang tampaknya makin akrab bagi para fans musim ini.
Dan bagi Ruben Amorim yang hadir langsung di stadion menyaksikan laga itu, ekspresi wajahnya menyiratkan satu kata: “kecewa berat.”
Laga yang Menjanjikan di Awal, Berakhir Pahit di Akhir
Manchester United sejatinya tampil cukup impresif di awal laga. Gol cepat dari Joshua Zirkzee dan serangan aktif dari sisi sayap membuat Lyon terlihat cukup kerepotan. Kombinasi antara Bruno Fernandes, Mason Mount, dan Garnacho di lini tengah dan depan menciptakan dinamika permainan yang atraktif.
Namun di babak kedua, seperti biasa, rotasi pemain dan menurunnya intensitas membuat ritme permainan goyah. Lyon memanfaatkan kelengahan lini belakang MU dan mulai menciptakan peluang.
Gol penyeimbang di menit ke-88 terjadi setelah umpan silang tak dijaga dengan baik oleh bek MU, dan striker Lyon dengan mudah menanduk bola ke gawang yang sudah ditinggalkan oleh Onana yang keluar terlalu cepat. Seketika, papan skor berubah jadi 2-2.
Para pemain terlihat tertunduk. Di tribun, Ruben Amorim tampak berdiri sejenak, lalu duduk kembali sambil menutupi wajahnya dengan tangan. Ekspresi itu tertangkap kamera dan viral di media sosial.
Mengapa Ruben Amorim Terlihat Sangat Kecewa?
Meskipun Ruben Amorim belum resmi menjadi pelatih Manchester United, kehadirannya di laga tersebut bukan sekadar iseng. Ia dilaporkan sedang dalam tahap komunikasi lanjutan dengan manajemen klub untuk kemungkinan mengambil alih kursi kepelatihan musim depan.
Sebagai pelatih yang dikenal sangat memperhatikan detail taktik dan manajemen pertandingan, kebobolan di menit-menit akhir adalah hal yang sangat tidak bisa ditoleransi oleh Amorim.
Dalam wawancara singkat pascalaga bersama media Portugal, ia berkata:
“Saya datang bukan untuk menilai hasil pertandingan, tapi melihat bagaimana tim mengelola keunggulan. Saat Anda unggul dan tinggal menjaga bola, tapi malah kebobolan, itu bukan soal skill, tapi soal disiplin dan mental.”
Pernyataan itu menyiratkan banyak hal. Bukan hanya kritik terhadap sistem bertahan MU, tapi juga sindiran bahwa tim ini belum punya mental juara yang dibutuhkan di level top.
Kebobolan Menit Akhir: Bukan Pertama Kalinya
Musim lalu, Manchester United tercatat sebagai salah satu tim Premier League yang paling sering kehilangan poin setelah menit ke-85. Dari posisi unggul atau imbang, mereka seringkali berakhir kalah atau harus puas dengan hasil seri karena kelengahan menjelang peluit akhir.
Masalah ini bukan soal kebugaran semata. Ini adalah soal konsentrasi, organisasi, dan kepemimpinan di dalam lapangan — tiga hal yang sangat penting bagi pelatih seperti Amorim.
Bahkan saat di Sporting CP, Amorim dikenal memiliki “aturan tak tertulis”: 30 menit terakhir adalah fase paling menentukan. Ia melatih timnya untuk bertahan secara kolektif dan tetap berbahaya saat menyerang di fase akhir laga. Baginya, 5 menit terakhir sama pentingnya dengan 85 menit sebelumnya.
Maka tidak heran jika melihat tim seperti MU membuang keunggulan di menit ke-88 membuatnya terlihat begitu frustrasi.
Amorim: “Kalau Mau Jadi Juara, Jangan Minta Maaf, Perbaiki!”
Ruben Amorim adalah pelatih yang sangat percaya pada perbaikan menyeluruh, bukan sekadar kata-kata manis. Dalam konferensi media beberapa pekan sebelumnya, ia pernah berkata:
“Tim juara tidak akan pernah kebobolan di menit akhir karena mereka tahu cara membunuh pertandingan.”
Pernyataan itu kini terasa seperti teguran langsung kepada MU. Banyak tim besar — sebut saja Real Madrid atau Bayern Munich — yang terkenal memiliki insting membunuh yang tajam di akhir laga. Mereka tahu kapan harus menyerang, dan kapan harus bermain aman. Sesuatu yang masih belum terlihat di MU saat ini.
Jika Amorim benar-benar bergabung dengan United musim depan, bisa dipastikan bahwa fase-fase akhir laga akan menjadi perhatian utama dalam sesi latihan mereka.
Apakah Kesalahan Itu Sepenuhnya Salah Pemain?
Tidak sepenuhnya. Dalam sepak bola modern, kegagalan menutup pertandingan bukan hanya soal kesalahan individu, tapi juga kurangnya strategi bertahan kolektif di menit-menit genting.
Banyak pelatih modern punya pendekatan khusus untuk mengunci laga saat unggul tipis:
Pep Guardiola memainkan fullback jadi gelandang untuk menahan tempo.
Simeone menurunkan lima bek dan tiga gelandang bertahan di 10 menit terakhir.
Klopp menekan tinggi hingga menit ke-95 untuk menahan lawan keluar dari zona mereka.
United? Terkadang masih terlihat seperti “pasrah”, menyerahkan bola ke lawan, lalu berharap bisa bertahan.
Dan itulah yang menurut Amorim sangat berbahaya.
Onana Kembali Disorot, Tapi Amorim Fokus ke Struktur
Meski kesalahan awal yang membuka celah datang dari kegagalan Onana membaca situasi (lagi-lagi), Ruben Amorim justru menolak menjadikan kiper asal Kamerun itu sebagai kambing hitam. Dalam wawancara yang sama, ia berkata:
“Kesalahan satu pemain adalah hasil dari tidak adanya struktur. Jangan lihat siapa yang terakhir menyentuh bola. Lihat kenapa ia sendirian di sana.”
Amorim dengan bijak menyoroti lemahnya koordinasi antara Onana, bek tengah, dan gelandang bertahan saat menghadapi tekanan di menit akhir. Artinya, yang perlu diperbaiki bukan hanya kemampuan individu, tapi juga cara tim bereaksi saat di bawah tekanan.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kekecewaan Amorim?
Kekecewaan Ruben Amorim bukan sekadar reaksi emosional. Itu adalah refleksi dari seorang pelatih yang tahu bahwa tim besar tidak boleh kehilangan fokus — bahkan dalam laga uji coba sekalipun.
Ada beberapa pelajaran penting dari situasi ini:
Disiplin taktis di menit akhir sama pentingnya dengan intensitas di awal laga.
Tim tidak boleh pasrah saat unggul tipis. Mereka harus tetap mengontrol permainan.
Kesalahan bukan hanya soal individu, tapi struktur permainan.
Tim yang ingin juara harus bisa “membunuh” pertandingan.
Jika Manchester United serius ingin kembali menjadi tim juara, maka hal-hal seperti ini — sekecil apa pun terlihat — harus segera dibereskan.
Kekecewaan yang Membangun atau Menghancurkan?
Kebobolan di menit akhir mungkin terasa sepele bagi sebagian fans yang menganggap ini hanya pramusim. Tapi bagi Ruben Amorim, itu adalah sinyal bahaya. Jika masalah ini terus dibiarkan, MU akan kesulitan bersaing di kompetisi besar — baik di Premier League, Liga Europa, maupun domestik lainnya.
Kekecewaan Amorim menunjukkan standar tinggi yang ia bawa. Dan jika benar ia akan menjadi arsitek baru MU musim depan, maka para pemain harus bersiap untuk menyambut era baru yang jauh lebih disiplin dan detail.
Karena di bawah Amorim, satu gol di menit ke-88 bisa jadi pembeda antara menjadi tim biasa dan menjadi juara.

Prediksi Terbaru
- Pentingnya Waspada: Risiko Kesehatan dan Keuangan dalam Bermain Slot Online
- Kejar Kemenangan, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Segalanya dalam Slot Online
- Bermain Slot Online: Mengapa Pendekatan Bijak Lebih Baik Daripada Nafsu yang Berlebihan
- Bermain Slot Secara Cerdas: Tetap Nikmati, Tetap Kendali!
- Bermain Slot Online Tanpa Risiko: Strategi Bijak untuk Menang dan Tetap Sehat!
- Waspadai Bahaya Bermain Slot Online: Nikmati Permainan dengan Bijak dan Menang Secara Sehat!
- Bahaya Tersembunyi di Balik Permainan Slot Online: Waspadai Risiko Kecanduan Slot Online
- Slot Online Memang Menggoda, Tapi Bahayanya Nyata: Bermainlah dengan Tanggung Jawab
- Ketagihan Slot: Bagaimana Satu Putaran Bisa Mengubah Hidup Anda
- Bermain Slot dengan Bijak: Kenali Risiko, Lindungi Keuangan Anda!
Arsip
- Mei 2025
- April 2025
- Maret 2025
- Februari 2025
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022