Connect with us

Liga Eropa

Jalan Berliku Road to Final Liga Europa Manchester United

tebakskor889 – Manchester United kembali menatap peluang untuk mengangkat trofi Eropa. Setelah musim yang penuh dinamika, tekanan, dan sorotan, klub berjuluk Setan Merah ini sukses mencapai final Liga Europa UEFA 2024/2025 sebuah pencapaian yang di raih melalui perjalanan yang tidak mudah, penuh rintangan, dan perubahan internal yang signifikan.

Dari inkonsistensi di liga domestik hingga pergantian pelatih dan tantangan lawan tangguh di pentas Eropa, inilah cerita lengkap “Road to Final Liga Europa Manchester United“, yang mengisahkan kebangkitan klub raksasa Inggris dari kekacauan menuju ambang kejayaan.

Awal Musim: Gejolak dan Kegagalan di Liga Champions

Musim 2024/2025 tidak dimulai dengan catatan yang baik bagi Manchester United. Masuk ke musim ini dengan status sebagai peserta Liga Champions, mereka di harapkan setidaknya melangkah ke fase knock-out. Namun kenyataannya jauh dari ekspektasi.

Ditempatkan di grup berat bersama Bayern Munchen, Galatasaray, dan FC Copenhagen, Manchester United hanya mampu meraih satu kemenangan dari enam pertandingan dan fi0nis di posisi ketiga. Hasil tersebut membuat mereka terdegradasi ke Liga Europa, sebuah penurunan yang dianggap sebagai simbol dari krisis yang tengah melanda Old Trafford.

Tekanan terhadap manajer saat itu, Erik ten Hag, meningkat tajam. Performa buruk di Premier League dan tersingkirnya Manchester United dari Piala Liga lebih awal membuat posisinya digoyang. Ketika hasil tak kunjung membaik, manajemen klub akhirnya mengambil keputusan berat: Ten Hag resmi diberhentikan pada Desember 2024.

Ruben Amorim Masuk: Awal yang Tidak Mudah

Untuk menggantikan Ten Hag, Manchester United mengambil langkah berani dengan merekrut Ruben Amorim, pelatih muda asal Portugal yang sukses bersama Sporting CP. Keputusan ini sempat menimbulkan tanda tanya, karena Amorim belum pernah menangani klub sebesar Manchester United.

Namun direksi klub percaya pada filosofi dan pendekatan Amorim yang modern, berbasis pada penguasaan bola, transisi cepat, dan pengembangan pemain muda. Meski awalnya sempat tersendat dengan beberapa hasil imbang dan kekalahan di Liga Inggris Amorim mulai membangun pondasi baru di klub.

Salah satu keputusannya yang paling menonjol adalah menurunkan pemain muda seperti Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho secara reguler, sambil tetap mengandalkan pemain senior seperti Bruno Fernandes, Raphaël Varane, dan Casemiro untuk menjaga keseimbangan tim.

Babak Knock-out Liga Europa: Ujian Mental dan Teknis

Memasuki fase knock-out Liga Europa, Manchester United dihadapkan pada lawan-lawan sulit. Namun, perlahan tapi pasti, mereka menunjukkan peningkatan performa dan mulai di anggap sebagai kandidat kuat juara.

  • Playoff vs SC Freiburg (Jerman)

Sebagai tim yang turun dari Liga Champions, Manchester United harus memainkan playoff terlebih dahulu. Melawan Freiburg, Manchester United tampil agresif di kandang dan menang 3-0 lewat gol dari Højlund, Rashford, dan Fernandes. Di leg kedua, hasil imbang 1-1 cukup membawa mereka ke 16 besar dengan agregat 4-1.

  • 16 Besar vs Real Betis (Spanyol)

Di babak 16 besar, Manchester United bertemu Betis, tim yang tampil solid di La Liga. Meski bermain imbang 1-1 di leg pertama di Spanyol, Manchester United menggila di Old Trafford. Mereka menang 4-0, dengan Garnacho mencetak dua gol indah. Dukungan penuh dari fans membuat suasana di kandang menjadi pembeda nyata.

  • Perempat Final vs AS Monaco (Prancis)

Lawan selanjutnya lebih berat: AS Monaco. Tim muda penuh energi ini membuat Manchester United kesulitan, terutama di leg pertama yang berakhir 1-1 di Old Trafford. Namun di Stade Louis II, Amorim menerapkan pressing tinggi sejak awal, dan hasilnya positif. Gol dari Casemiro dan penalti Fernandes membawa Manchester United menang 2-0 dan lolos dengan agregat 3-1.

  • Semifinal vs Olympique Marseille (Prancis)

Semifinal mempertemukan Manchester United dengan OM yang menyingkirkan Liverpool secara mengejutkan. Banyak yang memprediksi laga akan berjalan ketat, dan hal itu terbukti. Manchester United menang 2-1 di leg pertama lewat gol Rashford dan Mainoo. Di leg kedua di Stade Vélodrome, mereka tampil bertahan namun efisien, menahan imbang 1-1. Skor agregat 3-2 membawa United ke final Liga Europa di Stadion San Mamés, Bilbao.

Peran Pemain Kunci: Campuran Pemuda dan Veteran

  • Salah satu kekuatan utama United di Liga Europa musim ini adalah kombinasi pemain muda yang lapar dan veteran yang berpengalaman.
  • Bruno Fernandes tak tergantikan di lini tengah. Selain mengatur tempo, ia juga mencetak 5 gol dan memberikan 6 assist selama perjalanan di Liga Europa.
  • Kobbie Mainoo menjadi bintang baru. Di usianya yang masih 19 tahun, ia menunjukkan kedewasaan luar biasa dalam mengatur permainan dan melakukan tekel penting.
  • Alejandro Garnacho, dengan kecepatan dan dribelnya, memberikan teror di sisi kiri lawan. Ia mencetak 4 gol, termasuk satu gol penting di semifinal.
  • André Onana, yang sempat di kritik karena performa di Liga Champions, tampil luar biasa di Liga Europa. Penyelamatannya di laga melawan Monaco dan Marseille menjadi kunci keberhasilan.

Ruben Amorim: Strategi dan Kepemimpinan Baru

Ruben Amorim membuktikan dirinya lebih dari sekadar pelatih muda potensial. Ia membawa kedisiplinan taktik, komunikasi yang terbuka, dan gaya bermain dinamis. Ia menyesuaikan skema 3-4-3 favoritnya ke formasi 4-2-3-1 yang lebih sesuai dengan karakter skuad United.

Yang paling menonjol adalah kemampuannya menghidupkan kembali semangat tim yang sempat terpuruk. Ia mempercayakan pemain muda untuk tampil di laga-laga besar, tanpa takut tekanan. Selain itu, Amorim menanamkan mentalitas kompetitif di dalam skuad, di mana setiap pemain merasa punya peran penting.

Peluang Juara: Final vs Tottenham Hotspur

Ironisnya, di final Liga Europa, Manchester United akan bertemu dengan sesama tim Inggris: Tottenham Hotspur, yang juga mengalami kebangkitan luar biasa musim ini. Duel ini sarat drama dan pertarungan emosional, mengingat keduanya sedang berjuang mengembalikan status sebagai tim top Eropa.

Secara statistik, United memiliki sedikit keunggulan: pengalaman di laga-laga besar dan skuad yang lebih berimbang. Namun Tottenham memiliki momentum dan semangat tinggi di bawah Ange Postecoglou, serta lini serang cepat yang bisa membahayakan.

Final ini bukan hanya soal trofi, tapi juga tentang siapa yang mampu memanfaatkan momen. Kemenangan akan menjadi titik balik penting bagi klub mana pun. Bagi United, trofi ini bisa menjadi penebusan setelah bertahun-tahun puasa gelar Eropa sejak Liga Europa 2017.

Makna Trofi Ini bagi United

Trofi Liga Europa musim ini bukan sekadar tambahan di lemari penghargaan. Bagi Manchester United, kemenangan di Bilbao akan:

  • Menghapus stigma kegagalan musim ini, terutama kegagalan di Liga Champions dan performa buruk di Premier League.
  • Mengamankan tiket otomatis ke Liga Champions musim depan, jika mereka gagal menembus empat besar Premier League.
  • Menjadi validasi terhadap proyek jangka panjang Ruben Amorim, yang di yakini bisa membawa era baru di Old Trafford.
  • Membangkitkan semangat fans yang selama ini rindu akan kejayaan seperti era Sir Alex Ferguson.

Dari Kekacauan Menuju Kejayaan?

Perjalanan Manchester United di musim 2024/2025 ibarat rollercoaster. Dari kekacauan internal, pemecatan pelatih, kegagalan di Liga Champions, hingga kini berdiri di ambang kejayaan Eropa, semua menunjukkan ketahanan klub, kekuatan tim, dan harapan baru di bawah pelatih muda berbakat.

Kini hanya satu pertandingan lagi yang harus di menangkan. Dan jika United berhasil mengangkat trofi Liga Europa pada malam di Bilbao, itu akan menjadi penutup sempurna bagi musim yang awalnya tampak seperti kegagalan namun berubah menjadi kisah kebangkitan klasik yang akan di kenang dalam sejarah klub.

More in Liga Eropa