Connect with us

Liga Italia

Drama 5 Gol di Turin! Milan Comeback 3-2, Asisten Allegri Bongkar Rahasia “Sihir” Pulisic & Mental Baja

AC Milan

Malam Gila di Markas Banteng

tebakskor889 – Halo Milanisti! Jantung aman? Pastinya, kalian deg-degan parah saat menonton laga Milan melawan Torino tadi malam. Betapa tidak, saat bermain di kandang Torino, Selasa (9/12/2025) dini hari tadi, Rossoneri sempat membuat fans senam jantung. Pasalnya, mereka tertinggal dua gol lebih dulu.

Akan tetapi, mental juara berbicara. AC Milan akhirnya sukses melakukan comeback sensasional dengan skor akhir 3-2! Menariknya, di laga ini Bos Max Allegri tidak terlihat di pinggir lapangan. Hal ini terjadi karena ia sedang menjalani sanksi akibat protes keras pekan lalu. Oleh sebab itu, ia menyerahkan tongkat komando kepada asisten setianya, Marco Landucci. Ternyata, tangan dingin Landucci kembali memakan korban!

Rekor 100% Landucci: Asisten Rasa Pelatih Kepala

Landucci memang benar-benar menjadi jimat keberuntungan buat Milan musim ini. Faktanya, setiap kali ia menggantikan Allegri, Milan selalu meraih kemenangan. Rekornya masih sempurna: 4 laga, 4 kemenangan!

Meskipun sempat ketar-ketir saat skor 0-2 di 17 menit awal, Landucci tetap tenang (stay cool). Bahkan, setelah laga usai, ia malah sempat bercanda dengan awak media.

“Jujur aja, gue ngerasa lagi mempertaruhkan rekor gue malam ini,” canda Landucci kepada Sky Sport Italia. “Untungnya, pelatih (Allegri) ada di sini (lewat telepon), soalnya gue udah agak mual liat skor awal,” tambahnya sambil tertawa.

Naga303

Telat Panas dan Taktik “Kamikaze”

Landucci mengakui satu hal penting. Timnya bermain sangat buruk di babak pertama. Menurutnya, Leao dan kawan-kawan terjebak permainan Torino dan gagal memanfaatkan lebar lapangan. Torino sangat pintar menunggu momen, sehingga Milan masuk ke dalam perangkap itu.

“Torino nungguin kita, dan kita bodoh banget malah masuk ke jebakan mereka,” analisis Landucci jujur. “Selanjutnya, ada penalti dan serangan balik, pokoknya kacau. Namun, saya salut buat anak-anak karena mental mereka tidak lembek. Mereka menolak untuk kalah.”

Pulisic: Dari Ranjang Rumah Sakit Jadi Pahlawan

Bintang utama malam ini jelas Christian Pulisic. Setelah masuk dari bangku cadangan, Captain America langsung mengamuk. Ia mencetak dua gol (brace) yang menentukan kemenangan Milan.

Yang bikin geleng-geleng kepala, ternyata Pulisic itu sedang tidak fit! Kabarnya, ia baru saja sembuh dari demam tinggi semalam sebelumnya.

“Kredit khusus buat tim medis dan dokter. Mereka yang bikin Pulisic bisa berdiri tegak hari ini,” puji Landucci. “Padahal, dia sakit parah beberapa hari lalu. Tapi pas masuk lapangan, tekadnya gila. Di ruang ganti dia kalem, sedangkan di lapangan dia berubah jadi monster.”

Kunci Comeback: Geser Nkunku & Ledakan Loftus-Cheek

Selain Pulisic, gol indah Adrien Rabiot juga menjadi bensin yang membakar semangat Milan buat bangkit. Di sisi lain, taktik Landucci untuk menggeser Christopher Nkunku jadi penyerang tengah (Center Forward) juga terbukti jenius dalam menyeimbangkan serangan.

Tak lupa, Ruben Loftus-Cheek mendapat pujian selangit. Gelandang Inggris ini tampil dominan banget di lini tengah. Ia sukses menghancurkan aliran bola Torino sekaligus membantu serangan.

“Loftus-Cheek main gila hari ini. Dia punya teknik, power, tenaga badak. Paket lengkap lah buat jadi gelandang kelas dunia,” puji Landucci.

Sayangnya, kemenangan mahal ini harus memakan korban. Rafael Leao mengalami cedera otot adduktor dan harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Get well soon, Rafa!


Analisis Mendalam: Kenapa Comeback Ini Sangat Krusial?

Kemenangan 3-2 atas Torino bukan sekadar soal tiga poin. Lebih dari itu, hasil ini menjadi bukti evolusi mentalitas AC Milan. Berikut adalah analisis mendalam mengapa laga ini bisa menjadi titik balik perebutan Scudetto:

1. Efektivitas “Super Sub” Christian Pulisic

Keputusan memainkan Christian Pulisic dari bangku cadangan terbukti menjadi masterclass. Data menunjukkan fakta menarik. Pulisic memiliki rasio gol per menit yang sangat tinggi ketika masuk sebagai pemain pengganti.

Dalam skema modern, pemain yang bisa langsung “panas” sangatlah langka. Dua golnya melawan Torino menunjukkan atribut utamanya: penempatan posisi dan penyelesaian akhir. Meskipun baru sembuh sakit, insting gol Pulisic tidak menurun. Hal ini menegaskan kedalaman skuad Milan yang mengerikan.

2. Fleksibilitas Taktikal Nkunku

Sorotan taktik Landucci ada pada pergeseran Christopher Nkunku. Awalnya, pelatih mungkin memplotnya lebih melebar. Namun, pergeserannya menjadi penyerang tengah mengubah dinamika permainan.

  • Membuka Ruang: Nkunku bukanlah target man yang diam. Akibatnya, pergerakannya menarik bek tengah Torino keluar dari posisinya.

  • Celah untuk Second Line: Keluarnya bek Torino menciptakan koridor kosong. Oleh karena itu, gelandang seperti Ruben Loftus-Cheek bisa mengeksploitasi celah tersebut.

3. Dominasi Fisik Ruben Loftus-Cheek (RLC)

Pujian Landucci terhadap RLC sangat beralasan. Statistik Serie A sering menempatkan Loftus-Cheek sebagai salah satu gelandang terbaik. Terutama dalam hal persentase dribble success dan duel fisik.

Melawan tim fisik seperti Torino, Milan membutuhkan gelandang yang tidak mudah jatuh. RLC memberikan itu. Dia menjadi jembatan transisi dari bertahan ke menyerang. Bahkan, ia mampu mematahkan garis pertahanan lawan dengan giringan bolanya yang kuat.

4. Tuah Marco Landucci

Fenomena asisten pelatih yang memiliki rekor 100% kemenangan adalah anomali positif. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem Allegri sudah berjalan autopilot. Para pemain mengerti sistemnya, terlepas dari siapa yang berteriak di pinggir lapangan.

Mentalitas untuk membalikkan keadaan dari 0-2 menjadi 3-2 adalah ciri khas tim juara. Milan menunjukkan resilience (daya tahan). Sebaliknya, tim lain mungkin sudah menyerah saat tertinggal dua gol di babak pertama.

5. Dampak Cedera Rafael Leao

Satu-satunya noda dalam kemenangan ini adalah cedera Rafael Leao. Statistik Milan seringkali menunjukkan penurunan performa yang signifikan saat Leao absen. Pasalnya, Leao adalah pemecah kebuntuan lewat aksi individunya.

Cedera adduktor biasanya memakan waktu pemulihan 2-3 minggu. Tentu saja, ini akan menjadi ujian besar bagi Allegri. Pertanyaannya, apakah Pulisic akan bergeser ke kiri, atau Nkunku yang akan mengisi pos tersebut? Rotasi pemain akan menjadi kunci di pekan-pekan mendatang.

Kesimpulannya, kemenangan di Turin ini mengirim sinyal bahaya ke rival sekota, Inter Milan. AC Milan membuktikan mereka punya kedalaman skuad dan mentalitas monster untuk membalikkan keadaan sesulit apa pun.

Live Draw HK
Paito hk

More in Liga Italia