Connect with us

Liga Jerman

CEO Bayern Sindir Liverpool Soal Wirtz: Kami Beli Pemain Gak Perlu Ngutang!

Florian Wirtz

Nyelekit! CEO Bayern Sindir Transfer Wirtz ke Liverpool: “Kami Beli Pemain Gak Perlu Lari ke Bank”

Florian Wirtz

Florian Wirtz

Tebakskor889– Panas! CEO Bayern Munchen, Jan-Christian Dreesen, baru aja ngeluarin komentar pedas yang sepertinya menyindir Liverpool habis-habisan. Penyebabnya? Apalagi kalau bukan soal transfer gila-gilaan Florian Wirtz di bursa transfer musim panas lalu.

Ceritanya gini, Dreesen ditanya kenapa Bayern—yang jelas-jelas punya duit—akhirnya mundur dari perburuan Wirtz. Padahal, semua orang tahu Bayern naksir berat sama pemain muda Jerman itu. Ujung-ujungnya, malah Liverpool yang berhasil menang dengan mahar fantastis 116 juta pounds, mecahin rekor transfer di Inggris.

Jawaban Dreesen? Benar-benar nyelekit. Dia bilang Bayern sebenarnya bisa beli pemain mana pun, tapi mereka ogah ngorbanin kesehatan finansial klub cuma buat satu pemain. Intinya, mereka nggak mau ikut-ikutan “gila” kayak klub Inggris.

“Kami bisa membeli siapa pun. Tapi kami mau membayarnya tanpa harus lari ke bank (baca: ngutang). Itu bukan DNA FC Bayern,” ucapnya ke media Jerman, BILD.

 

Florian Wirtz: Si Bocah Ajaib Seharga Ratusan Juta

Kenapa Wirtz bisa semahal itu? Wajar saja. Florian Wirtz dianggap sebagai salah satu talenta paling bersinar yang pernah dimiliki Jerman dalam satu dekade terakhir. Gelandang serang jebolan akademi Bayer Leverkusen ini punya skill komplet: dribel lengket, visi bermain jenius, dan kemampuan mencetak gol maupun assist yang luar biasa. Musim terakhirnya di Leverkusen sebelum pindah (secara fiktif) ke Liverpool adalah puncak penampilannya, membuatnya jadi rebutan klub-klub top Eropa.

 

DNA Bayern: Anti Utang dan Aturan 50+1 yang Bikin Sehat

Komentar Dreesen soal “DNA Bayern” bukan omong kosong. Klub raksasa Jerman ini memang terkenal punya kebijakan transfer yang sangat hati-hati dan finansial yang super sehat. Mereka sangat anti menumpuk utang hanya demi gengsi. Hal ini juga didukung oleh aturan “50+1” di Liga Jerman, yang memastikan bahwa para suporter (anggota klub) memegang mayoritas saham. Aturan ini mencegah investor tunggal mengambil alih klub dan menghabiskan uang secara ugal-ugalan, menjaga stabilitas klub dalam jangka panjang.

 

Menyindir Kekuatan Finansial Liga Inggris

Dreesen melanjutkan sindirannya dengan membandingkan jurang pendapatan antara Bundesliga dan Premier League. Menurutnya, Bayern menolak ikut-ikutan pola belanja klub Inggris yang dapat suntikan dana raksasa dari hak siar TV.

“Klub peringkat terbawah di Premier League punya pendapatan media 60 juta euro lebih banyak dibanding kami. Liverpool dapat 200 juta euro, sementara Barcelona dan Real Madrid masing-masing 160 juta euro,” paparnya.

Faktanya, nilai kontrak hak siar TV Premier League untuk periode 2022-2025 memang mencapai lebih dari 5 miliar pounds untuk pasar domestik saja, angka yang jauh melampaui liga-liga lainnya. Inilah yang membuat klub-klub Inggris, termasuk Liverpool dalam skenario ini, punya kekuatan finansial untuk melakukan pembelian fantastis seperti Wirtz.

florian-wirtz

florian-wirtz

Harga Selangit, Performa Gak Kelihatan

Sayangnya, label harga 116 juta pounds itu sepertinya jadi beban berat buat Wirtz di Liverpool. Sampai sekarang, di bawah asuhan pelatih baru Arne Slot, performanya masih jauh dari harapan. Dari 10 kali main di semua kompetisi, dia baru bikin satu assist dan belum pecah telur alias belum cetak gol sama sekali.

Performa bapuknya ini bikin dia sempat dicadangin pas laga krusial lawan Chelsea. Dia baru masuk di babak kedua ngegantiin Conor Bradley, tapi nggak banyak ngasih pengaruh berarti. Mungkin, Wirtz masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan gaya main Arne Slot yang menuntut intensitas tinggi dan pergerakan tanpa henti, sebuah sistem yang berbeda dari apa yang ia mainkan di Leverkusen.

 

Beban Liverpool yang Makin Berat

Kondisi Wirtz yang belum nyetel ini jelas nambah pusing Liverpool. Apalagi, mereka lagi dalam tren negatif setelah kalah tiga kali beruntun dari Crystal Palace, Chelsea, dan Galatasaray. Usai jeda internasional, mereka bakal langsung berhadapan dengan rival abadi, Manchester United, pada 19 Oktober. Laga ini bisa jadi penentuan arah musim mereka: bangkit atau makin terpuruk.

More in Liga Jerman