Wayne Rooney Ungkap Dua Rekan Terbaik Sepanjang Kariernya di Manchester United

wayne-rooney-dc-united-coach-presser
tebakskor889 – Wayne Rooney. Nama ini tak pernah jauh dari daftar pemain terbaik. Ia pernah mengenakan seragam merah kebanggaan Manchester United. Rooney adalah penyerang tajam, pemimpin sejati, dan simbol etos kerja tinggi di lapangan.
Dalam wawancara eksklusif dengan media Inggris beberapa waktu lalu, Rooney akhirnya buka suara. Ia mengungkapkan siapa dua rekan terbaik yang pernah bermain bersamanya di Manchester United. Bukan hanya sekadar pemain yang paling sering satu tim. Lebih dari itu, mereka adalah dua sosok yang membentuk kariernya. Mereka juga memengaruhi gaya mainnya. Selanjutnya, mereka meninggalkan kesan mendalam sebagai partner di lapangan dan rekan di luar lapangan.
Siapa mereka?
Bukan Cristiano Ronaldo, bukan pula Robin van Persie.
Mari kita bedah pengakuan yang satu ini. Kita akan mencari tahu mengapa dua pemain itu begitu berarti baginya, dan juga bagi sejarah Manchester United.
Sepenggal Karier Wayne Rooney di Manchester United
Sebelum mengupas nama-nama yang disebut Rooney, mari kita tarik sedikit ke belakang. Wayne Rooney bergabung dengan Manchester United dari Everton pada tahun 2004. Saat itu, usianya baru 18 tahun. Menariknya, ia langsung mencetak hat-trick pada debutnya di Liga Champions melawan Fenerbahçe. Sejak saat itu, kariernya meroket.
Dalam 13 musim berseragam Manchester United (2004–2017), Rooney mencatatkan:
- 559 penampilan
- 253 gol (rekor sepanjang masa MU)
- 16 trofi, termasuk 5 gelar Premier League dan 1 Liga Champions
Rooney bermain di berbagai posisi. Ia pernah menjadi penyerang tengah, gelandang serang, bahkan gelandang tengah di masa-masa akhir kariernya. Jelas sekali, ia menjadi ‘sosok kunci’ dalam transformasi United era Sir Alex Ferguson, setelah era Ruud van Nistelrooy.
Meskipun demikian, dengan begitu banyak rekan setim hebat di lapangan, siapa yang benar-benar istimewa bagi Rooney?
Jawaban Rooney: “Dua Terbaik adalah Paul Scholes dan Carlos Tevez”
Dalam wawancara yang santai namun penuh nostalgia, Rooney mengatakan:
“Saya telah bermain dengan banyak pemain hebat di United, dari Cristiano hingga Giggs. Namun begitu, kalau harus memilih dua yang paling klik secara personal dan profesional, saya akan pilih Paul Scholes dan Carlos Tevez.”
Pernyataan ini mengejutkan banyak fans. Pasalnya, Ronaldo dianggap partner ikonik Rooney di banyak momen. Akan tetapi, jika ditelisik lebih dalam, pilihannya justru sangat masuk akal.
Paul Scholes – Sang Maestro Sunyi di Lini Tengah
Mari kita mulai dengan Paul Scholes. Ia adalah gelandang berambut oranye yang dikenal kalem di luar lapangan. Namun, ia mematikan di dalamnya.
Mengapa Scholes begitu spesial bagi Rooney?
- Akurasi Umpan Gila: Scholes adalah ‘senjata’ rahasia dalam membangun serangan dari lini tengah. Rooney mengaku sangat menyukai gaya Scholes. Sebabnya, ia bisa ‘mengirim bola sejauh 40 meter seperti panah’ ke arah yang tepat. Bola itu seringkali menuju Rooney yang berlari membuka ruang. “Main bareng Scholes kayak punya GPS pribadi. Kamu tinggal lari, dan bola pasti datang,” ujar Rooney.
- Kecerdasan Taktik: Scholes tahu kapan harus bermain cepat. Ia juga tahu kapan harus menahan bola. Kombinasinya dengan Rooney tak selalu terlihat di highlight video. Namun demikian, ia menjadi nyawa permainan United selama bertahun-tahun.
- Rendah Hati: Di tengah gemerlap bintang, Scholes adalah pemain yang tak haus sorotan. Ia fokus bermain. Tentu saja, menurut Rooney, hal itulah yang membuat kerja sama mereka begitu mulus.
Carlos Tevez – Partner Gila dengan Etos Kerja Brutal
Berikutnya, nama Carlos Tevez mungkin lebih mengejutkan. Pemain Argentina ini hanya tiga musim di Old Trafford (2007–2009). Meski begitu, ia meninggalkan jejak tak terlupakan. Mengapa Tevez menjadi partner favorit Rooney?
- Etos Kerja Brutal: Rooney menyebut Tevez sebagai pemain yang “berlari seperti anjing liar.” Dalam arti positif, tentu saja. Tevez tak pernah menyerah dalam mengejar bola. Bahkan, ia mengejar hingga ke garis gawang lawan atau ke tengah lapangan. “Kami seperti saling mengisi. Kalau saya capek, Tevez akan pressing. Kalau dia terhimpit, saya bantu buka ruang. Kami tak peduli siapa yang cetak gol, yang penting tim menang.”
- Tanpa Ego: Tevez punya kemampuan mencetak gol luar biasa. Kendati begitu, ia bukan tipe striker egois. Ia sering memberi assist, bahkan ketika bisa mencetak gol sendiri.
- Kekompakan Personal: Di luar lapangan, Rooney dan Tevez juga punya hubungan yang sangat baik. Bahkan, keduanya sering mengobrol dalam sesi latihan. Mereka juga saling memahami karakter satu sama lain.
Kombinasi mereka berdua sering dianggap sebagai salah satu duet tersukses. Duet ini mungkin tidak terlalu glamor, tapi sangat efektif.
Mengapa Bukan Cristiano Ronaldo? Sebuah Analisis Mendalam
Banyak yang bertanya—kenapa Ronaldo tidak masuk daftar dua terbaik versi Rooney?
Jawabannya ada pada perbedaan karakter dan gaya bermain. Rooney mengakui bahwa Cristiano adalah pemain terbaik yang pernah bermain bersamanya. Ini dari sisi teknis dan determinasi. Akan tetapi, partnership-nya dengan Ronaldo tidak se-intuitif dengan Scholes dan Tevez.
“Cristiano adalah superstar. Oleh karena itu, terkadang saya harus mengorbankan peran saya untuk membebaskan dia mencetak gol. Dan itu tidak masalah, saya senang melakukannya. Namun, dari segi kerja sama dua arah, Scholes dan Tevez memberikan rasa ‘main bareng’ yang lebih alami.”
Rooney bahkan pernah mengatakan dalam autobiografinya. Misalnya, selama periode 2007–2009, ia sering ditugaskan ‘mengawal’ Ronaldo. Ini agar Ronaldo bisa lebih bebas.
Dampak Besar Kolaborasi dengan Scholes dan Tevez
Hubungan Rooney dengan Scholes dan Tevez bukan sekadar soal chemistry. Hubungan ini juga punya dampak besar dalam kariernya:
- Gol-gol penting di laga besar
- Trofi-trofi bergengsi
- Pertandingan legendaris di Liga Champions dan Premier League
Kerja sama mereka berkontribusi pada musim bersejarah United 2007/08. Saat itu, United meraih double winners: Liga Champions dan Premier League.
Di musim itu:
- Scholes jadi otak lini tengah.
- Rooney dan Tevez jadi monster pekerja keras di depan.
- Ronaldo? Dia adalah mesin pencetak gol.
Namun demikian, tanpa peran ‘diam-diam mematikan’ Scholes dan kekompakan brutal Tevez-Rooney, mungkin musim itu tak akan semulus yang dicatat sejarah.
Reaksi Fans dan Dunia Sepak Bola
Setelah wawancara ini tersebar, banyak fans MU memberikan reaksi positif:
- “Ini bukti bahwa chemistry tak selalu soal bintang paling mahal. Kadang, justru pemain pekerja keras yang paling membekas.”
- “Rooney, Tevez, Scholes… golden era United. Gak akan pernah bisa diulang dengan pemain sekarang.”
Para mantan pemain juga memberikan reaksi. Paul Scholes, seperti biasa, enggan berkomentar banyak. Namun, Tevez, dalam sebuah sesi dengan TyC Sports, mengatakan:
“Wayne adalah partner terbaik yang pernah saya miliki. Saya berterima kasih karena kami punya momen-momen yang luar biasa di United.”
Legacy dari Sebuah Kolaborasi: Lebih dari Sekadar Nama Besar
Apa yang bisa kita pelajari dari pengakuan Rooney ini?
- Bola Tidak Selalu Tentang Nama Besar: Kerja sama yang padu, saling memahami peran, dan rendah hati lebih penting daripada skill individu.
- Koneksi Lapangan dan Luar Lapangan Sama Penting: Rooney dan Tevez tidak hanya klik di lapangan, tapi juga di ruang ganti. Chemistry semacam itu mahal harganya.
- Rooney Adalah Pemain Tim Sejati: Mungkin inilah kenapa ia bisa bermain bareng banyak tipe pemain berbeda. Ia fleksibel, rela berkorban, dan tidak terjebak ego.
Rooney, Scholes, dan Tevez – Sebuah Trinitas Tersembunyi
Di tengah hingar-bingar nama besar seperti Ronaldo, Van Persie, dan Ibrahimovic, ada sisi emosional dan taktikal yang lebih mendalam dari pengakuan Rooney. Pengakuan ini tentang Scholes dan Tevez.
Mereka bukan hanya rekan satu tim, tapi partner dalam perjuangan. Mereka juga rekan kerja dalam meraih piala. Tak hanya itu, mereka adalah saksi dari era paling sukses Manchester United dalam dua dekade terakhir.
Wayne tidak sekadar menyebut dua nama terbaik. Ia sedang menyampaikan rasa terima kasih. Terima kasih untuk perjalanan yang mengubah hidupnya. Perjalanan itu juga mengubah sejarah Manchester United selamanya.



