Uncategorized

AC Milan Disikat Liverpool Karena Strategi Fonseca Dengan Mengandalkan Rafael Leao tak Berjalan Sesuai Rencana

Published on

tebakskor889 – Pertandingan besar antara AC Milan dan Liverpool selalu menjadi sorotan dunia sepak bola. Dalam laga yang penuh tensi, AC Milan harus menerima kenyataan pahit setelah dikalahkan oleh Liverpool. Kekalahan ini sangat mengejutkan, terutama karena Milan memainkan strategi baru di bawah arahan pelatih Paulo Fonseca, yang dikenal dengan gaya permainan menyerang dan dinamis. Namun, strategi tersebut, yang sangat bergantung pada Rafael Leao sebagai pemain kunci, tidak berjalan sesuai rencana.

Strategi Fonseca: Menaruh Beban Pada Leao

Paulo Fonseca, pelatih asal Portugal, di tunjuk sebagai pelatih baru AC Milan dengan harapan membawa perubahan positif di klub yang legendaris ini. Salah satu taktik utama yang di perkenalkan Fonseca adalah memaksimalkan potensi Rafael Leao, bintang muda asal Portugal yang semakin bersinar dalam beberapa musim terakhir. Leao di kenal karena kecepatannya, dribbling yang luar biasa, serta kemampuan untuk mencetak gol di momen-momen krusial.

Dalam pertandingan melawan Liverpool, Fonseca tampaknya berharap Leao bisa menjadi ancaman utama bagi pertahanan tim asuhan Jurgen Klopp. Taktik tersebut di dasarkan pada gagasan bahwa Leao bisa mengeksploitasi ruang yang di tinggalkan oleh bek-bek sayap Liverpool, terutama karena Liverpool sering bermain dengan gaya pressing tinggi dan full-back mereka seperti Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson sering maju ke depan untuk membantu serangan.

Leao, yang bermain di sayap kiri, di posisikan untuk menjadi pembeda. Dengan bantuan dari Theo Hernandez di posisi bek kiri, AC Milan berharap bisa mengandalkan serangan balik cepat yang memanfaatkan kecepatan Leao. Fonseca juga menginstruksikan para gelandang Milan, seperti Sandro Tonali dan Tijjani Reijnders, untuk terus memberikan umpan-umpan terobosan yang bisa langsung memancing Leao berlari di belakang pertahanan Liverpool.

Liverpool yang Tangguh dan Terorganisir

Namun, seperti yang sering terjadi dalam sepak bola, rencana di atas kertas tidak selalu berjalan mulus di lapangan. Liverpool, yang juga merupakan salah satu tim paling sukses di Eropa, tampil dengan disiplin dan organisasi yang luar biasa. Tim asuhan Jurgen Klopp tidak hanya menampilkan kekuatan fisik, tetapi juga kemampuan taktis yang brilian. Mereka berhasil membaca rencana Milan untuk mengandalkan Leao, dan para bek Liverpool dengan cermat menutup ruang yang bisa di eksploitasi Leao.

Alexander-Arnold, meskipun terkenal karena kemampuannya dalam menyerang, mampu menunjukkan bahwa dia juga bisa bertahan dengan baik. Dia tidak memberi Leao banyak ruang untuk beroperasi, dan setiap kali Leao mencoba memulai dribble, Alexander-Arnold dan bek tengah Liverpool, Virgil van Dijk, selalu siap memberikan tekanan. Hal ini membuat Leao kesulitan untuk menjalankan perannya sebagai pembawa ancaman utama.

Tak hanya itu, lini tengah Liverpool yang di huni oleh pemain-pemain tangguh seperti Dominik Szoboszlai dan Alexis Mac Allister berhasil memutus aliran bola dari gelandang-gelandang Milan menuju Leao. Dengan berhasil memenangi duel-duel di lini tengah, Liverpool menghambat serangan Milan sejak awal dan memaksa mereka bermain lebih defensif.

Baca juga :

Babak Pertama yang Sulit Bagi AC Milan

Dari awal pertandingan, terlihat bahwa AC Milan kesulitan mengembangkan permainan. Meskipun mereka mencoba melakukan beberapa serangan balik cepat, selalu berhasil mematahkan serangan tersebut. Leao, yang menjadi pusat dari strategi Milan, hampir tidak mendapatkan bola di area berbahaya. Ketika ia menerima bola, ia langsung di kepung oleh para pemain Liverpool yang tidak memberinya waktu untuk berpikir atau bergerak bebas.

Sementara itu, Liverpool dengan gaya bermain gegenpressing-nya terus menekan Milan di setiap kesempatan. Mohamed Salah, Darwin Núñez, dan Diogo Jota terus-menerus menggempur pertahanan Milan dengan serangan cepat. Pada menit ke-25, berhasil membuka keunggulan melalui gol dari Salah, yang berhasil memanfaatkan umpan terobosan dari Jota. Pertahanan Milan yang di pimpin oleh Fikayo Tomori tampak kewalahan menghadapi serangan bertubi-tubi dari The Reds.

Setelah gol pertama tersebut, Milan mencoba untuk bangkit, tetapi strategi Fonseca yang terlalu bergantung pada Leao tidak membuahkan hasil. Leao sendiri tampak frustrasi karena minimnya kesempatan untuk berkontribusi secara signifikan. Hingga babak pertama berakhir, Milan tertinggal 1-0, dan permainan mereka tampak tak berkembang.

Babak Kedua: Liverpool Dominan, Milan Kehilangan Arah

Memasuki babak kedua, situasi tidak berubah banyak. Fonseca mencoba membuat beberapa perubahan taktis dengan memasukkan beberapa pemain pengganti, namun Liverpool tetap mendominasi jalannya pertandingan. Tekanan dari lini tengah dan sayap Liverpool terus-menerus membombardir pertahanan Milan, dan pada menit ke-60, Darwin Núñez menggandakan keunggulan Liverpool setelah menerima umpan silang dari Robertson.

Paulo Fonseca terus memberikan instruksi kepada anak asuhnya dari pinggir lapangan. Tetapi rencana untuk mengandalkan Leao sebagai tumpuan serangan Milan benar-benar tidak berjalan sesuai harapan. Leao tidak pernah benar-benar terlibat dalam permainan. Dan Liverpool berhasil mematikan aliran bola ke arah sayap kiri, membuat serangan Milan mandek.

Liverpool, di sisi lain, terus bermain dengan ritme tinggi. Mereka menunjukkan mengapa mereka adalah salah satu tim paling di takuti di Eropa dengan permainan yang sangat terorganisir dan penuh intensitas. Pada menit ke-75, Jurgen Klopp memasukkan beberapa pemain segar, termasuk Cody Gakpo dan Harvey Elliott, yang semakin memperparah kondisi Milan.

Milan memang sempat menciptakan beberapa peluang di sisa waktu pertandingan, namun tidak ada yang benar-benar membahayakan gawang Alisson Becker. Di sisi lain, Liverpool menambah penderitaan Milan dengan gol ketiga dari Diogo Jota pada menit ke-85. Menutup pertandingan dengan skor 3-1 untuk kemenangan Liverpool.

Kunjungi kami POWERNET

Popular Posts

Exit mobile version